Balikpapan (ANTARA) – Polisi berkoordinasi dengan Imigrasi dalam hal mengurus jenazah WNA asal China, CW (40), karyawan PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) yang tewas dalam kebakaran di smelter nikel yang dikelola perusahaan tersebut.
“Nanti dari imigrasi akan menghubungi Kedutaan Besar China di Jakarta, sebelum disampaikan ke pihak keluarga korban di negaranya. Apakah korban ini mau dipulangkan atau dimakamkan di sini,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Kalimantan Timur (Kaltim) Kombes Pol Yusuf Sutejo, di Balikpapan, Jumat.
Sebelumnya, jenazah diotopsi di RS Bhayangkara Balikpapan untuk mengetahui sebab kematian secara resmi. Penanganan korban yang meninggal dunia ini, sebut Kombes Yusuf, sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pihak kepolisian.
Kebakaran yang terjadi di pabrik smelter nikel PT KFI di Pendingin, Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Rabu (11/10), tersebut juga mengakibatkan JL (49 tahun) mengalami luka bakar hingga 75 persen. JL tengah dirawat intensif di RS Abdul Wahab Sjachranie di Samarinda.
Pabrik smelter nikel PT KFI baru diresmikan beroperasinya oleh Gubernur Kaltim Isran Noor pada 19 September 2023. Pabrik pengolahan bijih nikel ini menyerap hingga 1.700 tenaga kerja yang sebagian besar dari warga sekitar Sanga-Sanga.
Di smelter ini, bijih nikel diolah, dilebur, dan dimurnikan, dengan cara dipanaskan dalam suhu tinggi untuk mendapatkan produk yang antara lain disebut nikel matte atau feronikel.
Nikel matte merupakan bahan baku industri baterai untuk kendaraan listrik, kendaraan zero emisi yang pada masa depan diperhitungkan akan menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) .
Sebab pentingnya produk yang dihasilkannya inilah, sebut Kombes Yusuf, smelter nikel menjadi satu obyek vital nasional, status kawasan yang menjadikannya diamankan secara maksimal oleh aparat kepolisian.
Sumber: ANTARA News