Singapura: Kantor Riset Ekonomi Makro ASEAN+3 (AMRO) mempertahankan prakiraan pertumbuhan jangka pendeknya untuk kawasan ASEAN+3. Data tersebut tertuang dalam ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2023.
Kawasan ASEAN+3 diperkirakan tumbuh sebesar 4,6 persen tahun ini, naik dari 3,2 persen tahun lalu. Meskipun pelemahan perdagangan global telah mendorong sedikit penurunan, perkiraan pertumbuhan ASEAN untuk 2023 menjadi 4,5 persen dari proyeksi April sebesar 4,9 persen. Hal ini akan diimbangi dengan membaiknya prospek ekonomi Plus-3.
AMRO merevisi perkiraan inflasi 2023 untuk kawasan tersebut, tidak termasuk Laos dan Myanmar, menjadi 3,0 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4 persen. Pertumbuhan diperkirakan akan sedikit menurun menjadi 4,5 persen pada 2024, sementara inflasi diproyeksikan akan melambat lebih lanjut menjadi 2,4 persen.
“Pemulihan ASEAN+3 sekarang bergantung pada permintaan yang kuat di kawasan ini,” kata Kepala Ekonom AMRO, Hoe Ee Khor, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 12 Juli 2023.
Dia mengatakan, upaya pemulihan pasar tenaga kerja dan penurunan inflasi, bersama dengan pariwisata intra-regional yang terus tumbuh, membantu melindungi pertumbuhan terhadap permintaan eksternal yang lesu yang mengurangi ekspor kawasan.
Inflasi telah melambat di sebagian besar ekonomi ASEAN+3 karena pelonggaran harga komoditas global dan normalisasi rantai pasokan, yang memungkinkan banyak bank sentral di kawasan ini mengurangi laju pengetatan moneter. Langkah tersebut bisa memperkuat konsumsi.
Perputaran dalam siklus semikonduktor global, kemungkinan akan dimulai akhir tahun ini, akan menjadi titik terang bagi banyak eksportir di kawasan ini. Permintaan yang terpendam dari lebih banyak turis Tiongkok yang kembali juga akan memberikan dorongan tambahan untuk pertumbuhan.
AMRO memperingatkan terhadap beberapa risiko yang masih ada di cakrawala. Ancaman resesi di Amerika Serikat dan Eropa, meski saat ini lebih rendah dari tiga bulan lalu, tidak dapat sepenuhnya diabaikan.
“Risiko penurunan prospek kawasan telah berkurang sejak April, tetapi kami belum keluar dari kesulitan,” imbau Khor.
Dia menuturkan, tekanan keuangan yang meningkat dari kebijakan moneter AS yang lebih ketat merupakan risiko yang harus terus diwaspadai oleh para pembuat kebijakan ASEAN+3.
Sumber : Metro Tv News