Jakarta, InfoPublik – Stabilitas dan perdamaian kawasan di Asia Tenggara (ASEAN) menjadi syarat mutlak untuk tercapainya kawasan ASEAN yang relevan dan penting, sehingga dapat menjadi pusat pertumbuhan dan ketahanan ekonomi global.
Dalam Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia akan mewujudkan hal tersebut melalui ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) atau penegasan posisi ASEAN untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik yang mencakup Asia Pasifik dan Samudera Hindia.
Hal tersebut disampaikan Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Berlianto Situngkir, dalam Dialog FMB 9 dengan tema Menjaga Stabilitas Ekonomi dan Netralitas ASEAN, Rabu (3/5/2023).
Menurut Berlianto, Indonesia akan bermitra dengan negara-negara di kawasan Pasifik, termasuk juga dengan negara-negara besar.
Selain itu, kata Berlianto, Keketuaan ASEAN 2023 di Jalur Ekonomi mengangkat 3 pilar strategis.
“Pertama yakni recovery rebuilding atau pemulihan pembangunan kembali,” katanya.
Sedangkan pilar kedua yakni digital ekonomi, dan ketiga keberlanjutam pertumbuhan ekonomi.
Berlianto menambahkan, perekonomian ASEAN saat ini menjadi kawasan dengan kekuatan ekonomi kelima di dunia, dengan total Produk Domestik Bruto (PDB) sejumlah US$3,3 triliun pada 2021.
Sedangkan jumlah sumber daya manusia di ASEAN mencapai lebih dari 650 juta juta jiwa.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan makna tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang dibuat Indonesia dalam rangka menjalankan perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 2023.
“Kalau dilihat dari temanya itu ada dua elemen besar. Elemen pertama adalah ASEAN Matters, yaitu bagaimana Indonesia dan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN relevan dan penting tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tetapi juga rakyat ASEAN dan beyond,” kata Retno.
Melalui tema tersebut, Indonesia menginginkan ASEAN tetap memainkan peran sentral dan menjadi penggerak bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.
Peran itu disebut Retno sangat penting, mengingat Indo-Pasifik adalah kawasan yang sangat strategis dan saat ini diwarnai dengan tingginya rivalitas di antara pengaruh-pengaruh besar.
“Kita ingin ASEAN memegang peranan yang sangat penting dengan menjadi lokomotif untuk menggerakkan agar Indo-Pasifik itu tetap menjadi kawasan yang damai dan stabil,” tutur Retno.
Sementara terkait elemen kedua yakni Epicentrum of Growth, Indonesia ingin lebih mengkapitalisasi pertumbuhan ekonomi ASEAN yang selalu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dunia.
Sumber: infopublik