Pemerintah Korea Selatan mengakui pemahaman warganya terhadap budaya dan masyarakat negara Asia Tenggara (ASEAN) masih sangat minim.
Padahal, di sisi lain, fan K-Pop atau hallyu di Asia Tenggara menjadi salah satu yang terbanyak di Asia.
“Ada kesenjangan yang jelas soal bagaimana warga ASEAN (asosiasi negara Asia Tenggara) melihat Korsel dan warga Korsel melihat ASEAN,” ucap Direktur Jenderal The Korea Foundation ASEAN Culture House, Lee In Hyuck, kepada media di Busan pada 26 April lalu.
“Persepsi warga Korsel terhadap ASEAN masih minim dan ini perlu diubah dan ditingkatkan,” ujarnya menambahkan.
Sebagai contoh, Survei ASEAN-Korea Centre pada 2022 berjudul Survey on Mutual Perceptions of ASEAN and Korean Youths memaparkan bahwa pemahaman mayoritas pemuda Korsel soal orang ASEAN masih sangat terbatas.
Jika dibandingkan, pemahaman pemuda ASEAN terhadap Korsel jauh lebih beragam dibandingkan pemahaman pemuda Korsel terhadap ASEAN.
Dalam survei, pemuda Korsel banyak mengkaitkan ASEAN dengan suhu udara yang tropis, tempat hiburan, suhu panas, harga serba murah, negara yang belum berkembang, hingga kemiskinan.
Pemuda Korsel juga banyak menghubungkan orang ASEAN sebagai ramah, baik, pemalas, buruh, berkulit gelap, hingga miskin.
Di sisi lain, pemahaman warga ASEAN soal Korsel dan masyarakatnya lebih luas dan beragam. Mayoritas responden menghubungkan Korsel dengan K-Pop, K-Drama, Kimchi, BTS, paras yang cantik dan tampan, negara maju, orang-orangnya pintar, kosmetik yang populer, makanan Korea, hingga soal operasi plastik.
“Terlihat jelas kesenjangan pada tingkat minat dan kesukaan antara satu sama lain. Secara keseluruhan pemuda ASEAN menunjukkan tingkat minat dan kesukaan terhadap Korsel hampir dua kali lipat dibandingkan minat dan kesukaan pemuda Korsel terhadap ASEAN,” bunyi survei tersebut.
Sementara itu, menurut Lee, tingkat pemahaman warga Korsel terkait ASEAN juga penting demi masa depan kerja sama dan kemitraan kedua belah pihak.
Sebab, Lee menuturkan ASEAN merupakan salah satu mitra strategis Korsel.
Dalam hampir satu dekade terakhir, Korsel memang terus mendekatkan diri dengan negara-negara di ASEAN. Melalui kebijakan New Southern Policy yang diinisiasi mantan Presiden Moon Jae In, Korsel berupaya fokus memperkuat kemitraan dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk dengan Indonesia.
Demi meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga Korsel terhadap negara ASEAN dan masyarakatnya, The Korea Foundation pun mendirikan ASEAN Culture House di Busan pada 2017.
ASEAN Culture House merupakan tempat layaknya museum yang khusus memperkenalkan budaya dan hal-hal terkait negara ASEAN. Berbagai koleksi barang khas ASEAN dipajang di gedung tersebut seperti pakaian adat, pakaian pernikahan, alat musik, kerajinan, buku, karya seni, dan masih banyak lagi.
Pada 26 April lalu, The Korea Foundation juga merilis “ASEAN Digital Culture Experience Zone”, sebagai fitur terbaru dari ASEAN Culture House. Dengan zona ini, para pengunjung lebih dapat merasakan langsung budaya negara-negara ASEAN menggunakan teknologi digital.
Zona digital ini mencakup live media wall, teater VR dan AR, video dengan teknologi panoramic immersive, hingga taman bermain digital dengan permainan interaktif 3D, yang memungkinkan pengunjung memahami budaya 10 negara ASEAN dengan cara yang unik.
“Dengan ini, harapan kami pemahaman warga Korsel terhadap budaya dan komunitas ASEAN bisa jauh lebih baik dan meningkat demi mendukung penguatan kerja sama dan kemitraan kedua belah pihak ke depannya,” ucap Lee
Source: CNN Indonesia