Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi delapan titik panas tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga semua pihak diajak saling waspada dan menjaga agar dapat mengurangi titik panas.
“Sebaran titik panas itu langsung kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Ahad.
Delapan titik panas tersebut terpantau sepanjang Sabtu (15/4) mulai pukul 01.00 hingga pukul 24.00 Wita dan langsung disampaikan ke instansi terkait, terutama ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar mendapat penanganan.
Tiga hari sebelumnya, Kamis, (13/4), pihaknya juga mendeteksi 16 titik panas yang tersebar di empat kabupaten, yakni Kabupaten Paser ada 4 titik, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara masing-masing 1 titik, dan di Kabupaten Kutai Timur terdeteksi 10 titik.
Sedangkan delapan titik panas yang terpantau kemarin hingga tadi malam, lanjutnya, berada di titik koordinat berbeda meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Sebaran delapan titik panas yang terdeteksi hari ini tersebar pada tiga kabupaten, yakni Kabupaten Paser ada dua titik, Kutai Timur terdapat tiga titik, dan Kabupaten Berau juga terdeteksi tiga titik.
Rinciannya adalah tiga titik yang terpantau di Kabupaten Berau, tersebar pada dua kecamatan, yakni dua titik di Kecamatan Sambaliung dan satu titik di Kecamatan Segah, ketiganya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Untuk dua titik yang terpantau di Kabupaten Paser, tersebar pada Dua kecamatan, yakni Kecamatan Batu Sopang dan Muara Komam yang keduanya juga memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Sedangkan tiga titik yang terpantau di Kabupaten Kutai Timur, semuanya berada di Kecamatan Bengalon dan ketiganya juga memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Ia menjelaskan, sebenarnya bulan ini masih masuk musim hujan, namun memang terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak diajak saling menjaga dan waspada.
“Kami mengimbau semua elemen untuk sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak bermain api, tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar,” demikian Diyan Novrida.
Sumber: Antara News