Jakarta, CNBC Indonesia – Pembangunan infrastruktur dan tumbuhnya industri memberikan peranan yang sangat penting dalam peningkatan kapasitas produksi, perbaikan arus barang dan jasa, serta terkendalinya biaya logistik yang tentunya akan bermuara pada terciptanya efisiensi ekonomi suatu kawasan, tak terkecuali ASEAN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan meyakini bahwa infrastruktur berpotensi menggerakkan roda perekonomian kawasan serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Infrastruktur dan konektivitas juga merupakan salah satu prioritas kerja sama konkret di bawah ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” ujar Jokowi dikutip dari situs resmi kepresidenan, Selasa (22/8/2023).
Jokowi pun menegaskan negara ASEAN harus terus memperkuat pembangunan infrastruktur untuk mendorong kebangkitan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Terlebih kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3.36 triliun pada 2021 sehingga menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia.
“Hal ini didukung pula dengan jumlah populasi di kawasan ASEAN yang mencapai lebih dari 650 juta jiwa,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip dari situs resmi Kementerian Kominfo.
Sementara itu, sektor industri di ASEAN mampu menyumbang sebesar 35% dari Produk Domestik Regional Bruto. Kerja sama ekonomi infrastruktur dan industri di ASEAN ini dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat produksi dan investasi di kawasan.
Dengan infrastruktur yang terus dikembangkan dan kebijakan yang mendukung, Indonesia pun pada akhirnya dapat menarik lebih banyak investasi asing dan memperluas jaringan perdagangan di ASEAN.
“Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak bagi masyarakat Indonesia,” jelas Kementerian Kominfo dikutip dari situs resmi ASEAN Indonesia 2023.
Untuk diketahui, nilai investasi asing yang masuk ke ASEAN pada 2021 mencapai US$ 179 miliar dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor keuangan dan asuransi yakni sebesar 32%. Dari sisi inflasi, mayoritas negara ASEAN juga berada di bawah level inflasi global pada tahun 2022.
Dengan peluang ekonomi ini, Indonesia juga berupaya mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif, serta meningkatkan infrastruktur digital yang berkualitas untuk menjembatani kesenjangan digital di antara masyarakat negara kawasan ASEAN.
Sebagai informasi, Melalui tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Kekuatan Indonesia pada ASEAN 2023 berfokus pada penguatan ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan serta dapat bertransformasi menjadi kawasan yang berkomitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan.
Indonesia juga akan memperkuat implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang inklusif untuk kawasan yang damai, saling terhubung, inklusif, dan kompetitif.
Dukungan pertumbuhan ekonomi ASEAN melalui infrastruktur dan industri juga ditunjukkan oleh United Overseas Bank Limited (UOB). Di Indonesia, komitmen UOB diwujudkan melalui kerja sama bersama pemerintah dan BUMN, yang mencakup pembiayaan berbagai proyek infrastruktur nasional dan provinsi, serta pembiayaan perusahaan.
UOB pun mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN melalui langkah UOB One Bank for Asean yang terus mendukung bisnis lintas ASEAN melalui pembangunan jejaring yang komprehensif demi akses dan peluang untuk pertumbuhan bisnis di kawasan regional.
Apalagi, kawasan ASEAN memiliki prospek cerah dan daya tahan ekonomi yang tinggi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur yang masif, dan kebangkitan industri.
Sumber: CNBC Indonesia