TRIBUNJATENG.COM – Begini cerita mistis Heru Gundul melihat sosok hantu kuyang di pedalaman Kalimantan. Heru Gundul merupakan pembawa acara Jejak Si Gundul yang kerap berpetualang di alam Indonesia.
Bahkan Heru Gundul pernah tinggal lama bersama Suku Dayak di pedalaman Kalimantan. Bahkan dirinya telah mendapatkan tato bunga terong yang memiliki makna tertentu bagi Suku Dayak.
Bagi orang Dayak, bunga terong memiliki filosofi perantau yang bisa hidup di mana pun. Tak hanya satu, Heru Gundul bahkan memiliki dua tatu bunga terong yang ada di masing-masing lengannya.
Tato tersebut dibuat sendiri oleh seorang kepala suku dan anaknya di masing-masing lengan Heru Gundul. Tinggal di pedalaman Kalimantan, membuat host podcast RJL 5 penasaran akan sosok Kuyang.
“Kuyang pernah liat tapi tidak pernah deket,” jawab Heru.
Dirinya pun mengatakan sosok kuyang memang hampir sama dengan yang kerap digambarkan orang-orang. “Jadi kuyang itu kepala tok, biasanya dia cuma sampe leher dan berdarah-darah dengan mata yang melotot gitu.
Dari mulutnya juga berdarah, jadi kayak leak sebenarnya,” beber Heru. Heru menerangkan jika Kuyang kerap dipakai sebagai ilmu hitam untuk menyerang musuh.
Namun Heru mengaku belum pernah melihat kuyang dari dekat.
Ia kembali mengatakan jika apa yang Heru liat sama seperti deskripsi orang-orang tentang kuyang. “Jadi ususnya masih ikut. Saya pernah sekali itu melihat, tapi itu keluar dari kampung kita,” ujarnya.
Sosok Kuyang dari Kalimantan merupakan cerita mistis yang terkenal di Indonesia.
Wujud Kuyang sering digambarkan sebagai wanita yang memiliki rambut kusam menjuntai dengan organ menggantung tanpa tubuh.
Kepala tersebut bisa terbang bersama dengan anggota organ dalam seperti jantung, hati, dan usus. Ketika terbang, kuyang muncul cahaya berwarna merah menyerupai api yang mengikutinya dari belakang.
Kuyang juga digambarkan memiliki dua taring di sebelah kanan dan kiri mulutnya. Konon Kuyang merupakan makhluk jadi-jadian dari seseorang yang mempelajari ilmu hitam.
Untuk terus meningkatkan kekuatannya, orang tersebut akan melakukan ritual pelepasan kepala dan mencari mangsanya di malam hari.
Hal itu dilakukan demi mendapatkan keabadian dari paras muda yang bertahan lama. Pada malam hari kuyang mencari darah bayi yang baru lahir, darah yang dikeluarkan wanita saat melahirkan serta darah dalam pembalut bekas menstruasi.
Agar korbannya tidak curiga, Kuyang biasanya mampu merubah dirinya menjadi seekor kucing atau menjadi burung.
Pada siang hari, kuyang ini memiliki wujud dan perilaku seperti manusia biasa. Sosoknya seperti manusia ketika siang hari dan berbaur dengan masyarakat, namun ketika malam hari ia menjelma menjadi hantu yang menyeramkan. (*)
Sumber: Tribun