Seperti diketahui, Indonesia kaya akan beragam suku dan budaya. Di mana masing-masing daerah memiliki suku dengan karakteristik dan budaya yang berbeda dengan daerah lainnya. Bahkan, dalam satu pulau saja, Indonesia mempunyai beragam kebudayaan unik yang dijunjung luhur.
Salah satu tradisi yang menjadi perayaan unik di Indonesia adalah Gawai Dayak. Gawai Dayak adalah festival tahunan yang dirayakan setiap tanggal 1 hingga 2 Juni. Biasanya, ini dirayakan oleh masyarakat suku Dayak di Kalimantan Barat. Namun, tradisi ini juga dirayakan pula oleh suku Dayak yang ada di Serawak, Malaysia.
Tepat pada hari ini, maka menarik untuk dibahas lebih jauh mengenai peristiwa 1 Juni yang diperingati Gawai Dayak. Festival ini mempunyai sejarah yang cukup panjang sehingga menjadi festival budaya yang dirayakan tiap tahun. Selain itu, peringatan ini juga memiliki beberapa tujuan yang menunjung tinggi budaya luhur.
Dilansir dari laman National Today, berikut kami merangkum sejarah dan tujuan peristiwa 1 Juni yaitu peringatan Gawai Dayak, bisa Anda simak.
Sejarah Peristiwa 1 Juni Gawai Dayak
Sejarah peristiwa 1 Juni yang diperingai Gawai Dayak berasal dari tradisi yang dilakukan untuk menandai berakhirnya masa penen. Festival budaya ini bertujuan untuk menghormati kerja keras di balik panen. Di mana dibutuhkan sekitar empat sampai lima bulan untuk menanam sebutir beras, sehingga bisa menghasilkan panen padi yang baik dan berkualtas.
Festival ini juga mewakili persatuan, aspirasi, dan harapan masyarakat dari berbagai suku seperti Iban, Bidayuh, Kenyah, Kelabit, dan Murut. Orang-orang suku Dayak biasnaya mempersiapkan festival dengan cara yang megah. Menjelang hari perayaan, semua orang akan sibuk berbenah, ziarah kubur, menjemur padi, menggiling dan mengumpulkan, serta menyiapkan makanan.
Dalam perayaan ini, pria dan wanita boleh mengenakan ingepan, yaitu pakaian tradisional khas suku Dayak. Pesta budaya ini tidak akan dimulai, sampai seseorang memukul gong, tepat tengah malam pada tanggal 1 Juni, untuk menarik perhatian para peraya. Pemimpin festival akan memimpin semua orang untuk minum Tuak, anggur beras buatan lokal, yang dipercaya dapat memberikan umur panjang.
Bukan hanya itu, Gawai Dayak ini juga dirayakan dengan doa “gayu-guru, gerai-nyami”. Setiap orang saling memberikan doa ini sebagai harapan atas umur yang panjang, sehat, dan sejahtera. Perayaan ini semkain meriah dengan para penari yang menampilkan tarian indah diiringi musik tradisional. Sementara yang lain, menyanyikan ‘pantun’ atau puisi.
Meski begitu, Gawai Dayak dirayakan dengan cara yang berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Di kota-kota dan desa-desa, masyarakat mengadakan pra-Gawai Dayak pada bulan Mei menjelang kedatangan orang yang tinggal di kota.
Tujuan Peringatan Gawai Dayak
Setelah mengetahui sejarah peristiwa 1 Juni peringatan Gawai Dayak, berikutnya akan dijelaskan beberapa tujuan dari festival budaya ini. Gawai Dayak bukan sekedar perayaan festival pasca panen. Ini adalah festival yang bertujuan merayakan keringat, waktu, dan usaha para petani yang bekerja keras untuk menyediakan makanan bagi seluruh bangsa.
Selain itu, Gawai Dayak juga diperingati dengan tujuan untuk menyebarkan hal positif. Peringatan ini juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang upaya dan kerja keras panjang di balik tersajinya makanan-makanan lezat di meja makan.
Terakhir, Gawai Dayak merupakan festival yang diperingati dengan tujuan untuk merayakan awal yang baru. Gawai Dayak memberi kesempatan sempurna untuk menyambut awal yang baru. Di mana masyarakat menyambut musim panen baru dan mengucapkan selamat tinggal pada musim panen lama. Ini sebagai simbol harapan baru untuk hidup yang lebih baik dan sejahtera.
Sumber : Merdeka